_________________________________________________________________________________
Berbicara tentang Enam Puluh Sahabat Rasulullah, salah satunya BILAL BIN RABBAH...
Siapa sih yang tidak kenal dengan beliau?? terkecuali orang yang KUIL alias kurang ilmu.
Beliau adalah Muddzin Rasulullah... Lambang Persamaan Derajat Manusia.

Bila disebut nama Abu Bakar, maka Umar akan berkata: "Abu Bakar adalah pemimpin kita, yang telah memerdekakan pemimpin kita". Maksudnya ialah Bilal ....
Seorang yang diberi gelar oleh Umar "Pemimpin kita", tentulah suatu pribadi besar yang layak beroleh kehormatan seperti itu! Tetapi setiap menerima pujian yang ditujukan kepadanya, maka laki laki yang berkulit hitam, kurus kerempeng, tinggi jangkung, berambut lebat dan bercambang tipis--- sebagai dilukiskan ahli-ahli riwayat --akan menundukkan kepala dan memejamkan mata, serta air mata mengalir membasahi pipinya, akan berkata:"Saya ini hanyalah seorang Habsyi ..., dan kemarin saya seorang budak belian!"
Nah, siapakah kiranya orang Habsyi yang kemarin masih jadi budak belian ini...? Itulah dia Bilal bin Rabah, muadzzin Islam dan Penggoncang berhala yang dipuja Quraisy sebagai Tuhan!
Dari setiap sepuluh orang, semenjak munculnya Agama itu sampai sekarang, bahkan sampai kapan saja dikehendaki Allah, kita akan menemukan sedikitnya tujuh orang yang kenal terhadap Bilal. Artinya dalam lintasan kurun dan generasi, terdapat jutaan manusia yang mengenal Nilal;hafal akan namanya dan tahu riwayatnya secara lengkap, sebagaimana mereka kenal akan dua Khalifah terbesar Islam (Abu Bakar dan Umar).
Anda akan dapat menanyakan kepada setiap anak yang masih merangkak pada tahun-tahun pelajaran dasarnya; baik di Mesir, Pakistan, Indonesia atau Cina ... di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia... di Irak, Syria, Turki, Irak dan Sudan,... di Tunisia, Aljazair dan Maroko ...pendeknya di seluruh permukaan bumi yang didiami oleh kaum Muslimin..., anda akan dapat menanyakan kepada setiap remaja Islam: "Siapakah Bilal itu?" Tentulah jawabnya "Ia adalah Muaddzin Rasul".
Dan setelah anda lihat keabadian yang telah dianugerahkan Islam kepada Bilal..., bahwa sebelum Islam, Bilal ini tidak lebih dari seorang budak belian, yang mengembalakan unta milik tuannya dengan imbalan dua genggam kurma! Tanpa Islam, pastilah ia takkan luput dari kenistaan perbudakan--- sampai maut datang merenggutnya --- setelah itu orang melupakannya...
Tetapi kebenaran iman dan keagungan Agama yang diyakininya telah meluangkan baginya dalam kehidupan dan riwayat hidup, suatu kedudukan tinggi pada deretan tokoh-tokoh Islam.... Banyak diantara orang-orang terkemuka---golongan berpengaruh dan mempunyai harta---yang tidak berhasil mendapatkan agak sepersepuluh dari keharuman nama yang diperoleh Bilal.
Kehitaman warna kulit;kerendahan kasta dan bangsa;serta kehinaan dirinya di antara manusia selama itu sebagai budak belian, sekali-kali tidaklah menutup pintu baginya untuk menempati kedudukan tinggi yang dirintis oleh kebenaran, keyakinan dan kesungguhannya setelah memasuki agama Islam.
Semua itu adalah karena dalam neraca penilaian dan penghormatan yang diberikan kepadanya, tak ada perhitungan lain kecuali kekaguman, yakni ketika dijumpai kebesaran yang tidak terduga. Orang menyangka bahwa seorang hamba seperti Bilal, biasanya alsal usulnya tidak jelas, tidak berdaya dan tidak mempunyai keluarga, serta tidak memiliki suatu hak pun dari hidupnya. Dirinya adalah milik tuannya.
Kiranya ia berbeda dengan apa yang disangka dan diperkirakan itu. Karena ia mampu mencapai derajat keimanan lalu menjadi muadzzin pertama bagi Rasulullah dan Islam; suatau amal yang menjadi incaran bagi setiap pemimpin dan pembesar Quraisy yang telah masuk Islam dan menjadi pengikut Rasul.
Benar,,,,,,,,, Bilal bin Rabah!
corak kepahlawanan apakah dan bentuk kebesaran manakah yang ditonjolkan olehnya. Taqdir telah membawa nasibnya menjadi budak dari Bani Jumah di kota Mekah, karena ibunya salah seorang hamba sahaya mereka.
kehidupannya tidak berbeda dengan budak biasa. Hari-harinya berlalu secara rutin dan berita-berita mengenai Muhammad SAW. telah mulai sampai ke telinganya, yakni ketika orang-orang di Mekah menyampaikannya dari mulut ke mulut. Juga ketika mendengar obrolan majikannya bersama tetamunya;terutama majikannya Umayyah bin Khalaf, sa;ah seorang pemuka Bani Jumah, yaitu kabilah yang menjadi majikan yang dipertuan oleh Bilal.
Lamalah sudah didengarnya Umayah ketika membicarakan Rasulullah, baik dengan kawan-kawannya maupun sesama sukunya, mengeluarkan kata-kata berbisa, penuh amarah, tuduhan dan kebencian. Di antara apa yang ditangkap oleh Bilal dari ucapan kemarahan yang tidak berujung pangkal itu., ialah sifat-sifat yang melukiskan Agama baru baginya.
****