Rabu, 30 April 2014

Cerpen Remaja



“Penyesalan Seorang Hijaber”
            Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulilllah, Alhamdulillahi robbil’alamin wassalatuwassalam ala asyrafil amdia’i walmursalim wa’ala alihi wasabbihi ajma’in ammaba’ad. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Inayahnya kepada saya.
Seperti yang kalian ketahui bahwa Hijaber itu adalah perempuan yang menggunakan hijab. Mereka menutupi aurat mereka dengan pakaian yang syar’i. Terukir di benak kita bahwa orang yang berhijab itu perbuatannya sesuai dengan syari’at Islam. Tetapi, tidak semua hijaber seperti itu! Tidak semua hijaber itu pemikirannya berdasarkan Islam, perbuatannya sesuai Islam, dan sebagainya. Ada di antara Hijaber yang berbuat tidak sesuai dengan syari’at Islam. Semua tergantung dari seberapa besar, seberapa kuat iman seseorang. Kembali lagi, kita hanya manusia biasa. Mau hijaber sekalipun, anak pengajian alias Remaja Masjid, jika itu adalah manusia pasti digoda oleh iblis. Namun, kita jangan mau teru-terusan digoda oleh iblis dongk! Ada saatnya kita bangkit, memperkuat iman dan meluruskan kembali niat kita menggunakan hijab. Jangan menjadikan alasan tersebut sebagai alasan untuk melanggar syari’at Islam. Tidak seperti itu loh Guys! Maksud saya di sini ialah menggunakan Hijab itu merupakan kewajiban seorang muslimah. Jadi, tetap gunakan hijab dan usahakan pemikiran (pola pikir) maupun perbuatan sesuai dengan Islam. Artinya, akhlak kita harus berdasarkan Islam!
Wah... kok bisa yah seorang Hijaber ada yang sampai melanggar syari’at Islam? Diakan udah tahu yang mana yang baik dan yang mana yang buruk? Buktinya ia sudah menggunakan hijab. Berarti ia udah tahu dan sudah menyadari yang mana yang wajib, haram, mubah maupun makruh. Trus? Kok bisa melanggar yah? Ayo ayo... kenapa coba? Mau tahu....? ayo baca pengalaman seorang Hijaber tersebut. Tapi, hijaber tersebut sudah mengakui kesalahannya loh dan menyesali apa yang telah ia perbuat.
Penasaran seperti apa pengalaman hijaber tersebut? Apa yang ia perbuat? Kok bisa menyisakan penyesalan? Dan kenapa penyesalannya itu baru sekarang? Kenapa bukan sejak dulu? Hello..... Ya iyalah baru sekarang! ... namanya saja penyesalan, pasti selalu berada di belakang. Kalau di cepan mah itu bukan penyesalan namanya, tapi perencanaan. Iyakan?
Anda pasti bertanya-tanya siapa hijaber tersebut? Dan apa tujuan saya menulis buku ini berdasarkan pengalaman hijaber tersebut. Saya sengaja menulis  ini berdasarkan pengalaman hijaber tersebut karena pengalamannya itu dapat dijadikan sebagai pelajaran dan insya Allah banyak manfaat yang didapatkan. Dan mohon maaf jika saya membuat kalian penasaran, saya tidak bisa buka merk alias saya merahasiakan siapa hijaber yang saya ceritakan karena ini merupakan aib. Allah SWT berfirman di dalam Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 12 yang artinya:  “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain;dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya.” Nah, itulah alasan mengapa saya merahasiakan seseorang tersebut. Nanti juga bakalan di tahu pada saat hari penghisaban kelak. Hehehe:D
Berdasarkan judulnya, “Penyesalan Seorang Hijaber” menggambarkan kepada kita tentang penyesalan seorang Hijaber. Wah.... Hijaber ini menyesal karena apa yah? Penasaran? Hehehehe:D nggak usah tegang gitu dongk.... santai maki’di’? :D
Karena di dunia ini tidak ada yang langsung cepcos saja? Semua butuh proses... jadi saya sengaja membagi cerita ini ke dalam beberapa bagian. Insya Allah setelah membaca semuanya dan memahami dengan betul? Kalian pasti tahu apa yang membuat Hijaber tersebut menyesal.
Memberikan pesan bahwa kita sebagai perempuan jangan mudah percaya kepada lelaki. Karena saat ini, kebanyakan laki-laki itu ialah PHP (Pemberi Harapan Palsu). Ini fakta loh....! Bagi teman-teman yang sekarang punya pacar? Udah diputusin aja. Sebelum ia mengambil kehormatanmu dan harga dirimu jadi hilang. Semua omongannya itu palsu! Jika seorang laki-laki memang mencintaimu? Ia tidak akan datang kepadamu untuk berjanji, tetapi ia datang ke rumahmu untuk melamarmu bersama kedua orang tuanya. Itu baru yang namanya serius! Kalau datang ke kamu? Trus nyatain perasaan, gombalin kamu, trus dalam tanda kutip gitu deh..... Astagfirullah...! sesungguhnya syaitan selalu menggoda dua orang yang lagi jatuh cinta. Oh iya... saya punya pri bahasa. Pri bahasanya itu seperti ini, “Jangan jatuh cinta, tapi bangun cinta”. Mengerti nggak apa maksudnya? Menurut saya nih..... maksudnya ialah jangan membuat cinta menjatuhkan harga dirimu, tapi buatlah cintamu menjadi suci. Jangan nodai cinta dengan perbuatan yang menjauhkanmu dari Allah SWT.
Kita mulai kisah hidup seseorang tersebut. Ini berawal dari PD katheee gitu. PD kathee antara si cowok dan si cewek. Si ceweknya saya beri nama Diara. Dan cowoknya saya beri nama Tiyan. Awal mulanya, mereka berdua kan satu kelas? Nah... si Tiyan ini punya pacar yang namanya Nurul. Tapi, si Tiyan mendekati Diara. Dan bodohnya lagi? Si Diara menghiraukannya. Sementara Nurul, menderita dan hari-harinya diliputi dengan kesedihan, sampai-sampai larut di dalamnya. Hehehe:D kayak larutan aja yah?! Siapa coba yang tidak sedih? Udah dipanggil bunda, setiap hari memberi perhatian, sampai-sampai lupa memperhatikan Ibunya. Astagfirullah! -_-
Nah, waktu terus berputar dan jam dinding berputar pada porosnya tandanya bumi masih berputar. Ya iyalah.... kan dunia belum kiamat?! Iyakan!?! Trus apa yag terjadi antara ketiganya? Saksikan setelah yang satu ini. Tengtong...... lekba’nah anjo? Heheheh:D bawa*bahasa kampung nih. Ketahuan deh kalau saya cuman anak kampung -_- Ok, kita kembali ke pembicaraan tadi.  Setelah itu? Iblis terus menggoda Tiyan dan Diara, sementara Nurul ta’lokoi ri balla’nah. Sabar yah Nurul... orang sabar disayang Tuhan loh...! Karena di antara Tiyan dan Diara ada yang namanya perasaan saling suka, ketertarikan? Akhirnya mereka saling tarik menarik. Hhahaha=D kayak magnet aja yah? -_- maksudnya? Hati mereka saling tarik menarik. Tapi, tidak langsung loh? Semua butuh proses. Dan prosesnya itu berjalan selama beberapa bulan. Berapa bulankah? Hitung aja deh... mulai dari bulan April sampai bulan Maret. Wah berapa bulan tuh? Lumayan lama juga sih.
 Ada orang yang mengatakan bahwa orang yang selalu bersama itu lamakelamaan rasa sayangnya akan semakin dalam. Tapi? Buktinya apa? Saya juga pernah pacaran. Pahit, manis, kecut, asam, asin, hehehe:D kayak gula nano-nano dongk! Semua sudah pernah saya rasakan. Bahagia, senang, sedih, galau, dan sebagainya. Orang yang pacaran itu awalnya saja yang bahagia, indah serasa dunia milik berdua. Tapi? Lama kelamaan akan terasa pahitnya. Kalau laki-laki udah bosan terhadap perempuan yang dekat dengannya? Ia mulai mencari-cari kesalahan perempuan tersebut dan menjadikan kesalahan tersebut sebagai alasan untuk meninggalkannya. Udah ditinggalin aja. Masih banyak kok cewek yang lebih baik. Kebanyakan cowok sih seperti itu! Tapi? Tidak semua cowok seperti itu loh!
Akhirnya......... mereka berdua terus-terusan tergoda oleh bisikan syaitan. Hari-hari mereka diliputi oleh dosa, aktivitas mereka melanggar syari’at islam. Waw.... Kok bisa yah? Bukannya mereka saling mencintai? Harusnya si cowoknya bisa menjaga si perempuan ini agar tidak berdosa karenanya. Tapi itulah cowok... bullshit! Tapi nggak semua cowok kok... masih ada cowok yang menghargai wanita, yang rela berkorban demi apapun terhadap wanita yang benar-benar ia cintai, termasuk rela galau setiap hari demi menunggu seorang cewek yang dicintainya. Mereka berdua terperangkap dalam indahnya CINTA, sehingga mereka terus-terusan mengikuti hawa nafsu mereka. Sangat sulit membedakan apakah mereka berdua memang saling mencintai ataukah yang laki-lakinya hanya mempermainkan si cewek. Entahlah.... berati kalau sampai begitu? Bajingan banget tuh cowok! Astagfirullah....  -_- semoga kita dijauhkan dari cowok yang seperti itu! Amin ya Allah....

Drama remaja "Manusia tiada yang Sempurna"



Penokohan/ perwatakan :
1.     Ara berperan sebagai murid yang berwatak judes, angkuh, dan suka menyindir.
2.     Rillah berperan sebagai murid yang berwatak suka menegur, suka menolong dan suka menasihati temannya.
3.     Juni berperan sebagai murid yang berwatak penyabar dan pemaaf dan suka menasihati temannya.
4.     Resky berperan sebagai murid yang berwatak Pemarah dan terburu-buru dalam mengambil tindakan.
5.     Fajrin berperan sebagai penjaga sekolah yang lucu dan jujur.
6.     Wani berperan sebagai polisi wanita (polwan) yang berwatak jujur dalam menjalankan pekerjaannya.
7.     Dian berperan sebagai murid yang berwatak suka berteman dengan siapa saja dan suka menyalahkan.

“Manusia Tiada yang Sempurna”

Langit yang cerah untuk jiwa yang sepi, begitulah perasaan seorang murid yang bernama Ara. Ia merasakan kesepian karena sahabatnya baru saja meninggal dunia. Sejak saat itu ia tidak mau lagi memiliki sahabat, karenanya ia bersikap judes dan angkuh terhadap teman-temannya.
Suatu hari di sekolah, ada seorang murid yang bernama juni duduk di bangku kelas dan kebetulan ia duduk di bangku milik Ara. Ia ditemani oleh temannya yang bernama Rillah dan Dian. Rillah dan Dian terlihat sedang asyik bermain Handphone. Sementara Juni sedang sedih karena uang jajannya hilang, entah kemana. Tiba-tiba Ara masuk ke dalam kelas dengan sikap yang judes.

Junhy       :        “Eh.... kamu kok nggak beri salam sih?.”
Ara           :         “Emang kenapa coba? Masalah buat loh?.”
Tiba-tiba terdengar suara nyanyian; “Eh... masbuloh... emang masalah buat loh?”
Ara          :        “Ihh.. apaan sih? Kurang kerjaan banget!.”
Fajrin      :         “Emang masalah buat loh?”(pergi meninggalkan kelas).
Ara          :          “Eh...loh jangan sok kenal yah? Emangnya loh siapa?”
Junhy     :             “Hmmm....Ohh.. kamu belum kenal aku yah? Nama aku junhy. Kamu ara kan?.”
Ara         :               “Dasar bego. Udah tahu malah nanya!.”
Junhy    :               “Memangnya salah yah kalau aku bertanya?.”
Ara        :                “Ihhh... kamu nyebelin yah! Keluar kamu! (Sambil mendorong Junhy keluar dari kelas).
Ara        :                “Hahahaha...... satu murid udah gue tuntaskan!.”
                                Tiba-tiba Junhy masuk lagi ke dalam kelas.

Ara       :                 “Loh? Kok masuk lagi sih?.”
Junhy   :                “Kan aku punya kaki..lagian ini juga kelas aku!.”
Ara       :                 “Ehhh... kamu orang miskinkan?”
Junhy   :                “Iya... emang kenapa?.”
Ara       :                 “Loh mau duit nggak?.”
Junhy   :                “Mau...mau...mau!.”
Ara       :                 “Kalau begitu lap sepatu gue!.”
Junhy   :                “Tapi nggak ada lap!.”
Ara       :                 “Itu sih urusan loh!.”
Junhy   :                “Tunggu yah? Aku cari lap dulu!.”

                                Beberapa menit kemudian,
                                              
Junhy   :                “Sini sepatu kamu!.”
Ara       :                 “Kamu gila yah? Ini itu penghapus papan tulis!.”
Junhy   :                “Yang bilang bukan, siapa coba?. Udah sini sepatumu!.”
Ara       :                 “Gila! Nggak ahh...! Sekang juga pergi kamu dari sini!.”
Junhy   :                “Tapi......”
Ara       :                 “Udah pergi....! (sambil mendorong Junhy).
Ara       :                 “Dasar gila tuh orang! Masa’sepatu gue mau dilapin pake penghapus papan    tulis.”
Dian     :                 “Kamu kok ngusir Junhy sih?.”
Ara       :                 “Emang kenapa?.”
Dian     :                 “Nggak apa-apa sih!.”
Ara       :                 “Bagus deh....!.”

                                Setelah beberapa saat kemudian, Junhy masuk ke dalam kelas bersama temannya yang bernama Resky. Mereka berdua melintasi Ara yang sedang duduk sambil makan cemilan. Karena merasa kesal, Ara menyindir mereka berdua dengan perkataannya.

Ara               :        “Aduh... kalau orang lain yang masuk nggak beri salam ditegur, sedangkan dirinya nggak ditegur. Makanya jadi orang jangan sok sempurna deh!.”
Junhy          :        “Ehh... Risky, kamu dengar nggak perkataan Ara barusan? Mungkin dia nyindir aku deh!” (berbisik kepada Risky).
Resky          :        “Kamu merasa yah? Emangnya yang Ara omongin itu benar?.”
Junhy          :        “iya....”
Ara               :        “Bisik-bisik kok kedengeran sih!.”
Resky          :        “Ehhh Ara, kamu itu nyebelin banget sih.!”
Ara               :        “Trus kenapa? Masalah buat loh?.”
                     
                                                     Kebetulan penjaga sekolah yang bernama fajrin mendengar perkataan Ara dan segera masuk ke dalam kelas. Apa yang akan dilakukan Fajrin yah? Mari kita lihat.

Fajrin           :         “Siapa itu tadi yang bilang ‘Masalah buat loh’?.”
Resky          :         “Ini ehhh, Ara!.”
Fajrin           :         “Ulangi bede’....!”
Ara               :         “Ihhh.. apaan sih!” (bergegas keluar dari kelas).

                      Tiba-tiba terdengar suara nyanyian .........
“Ehhh... masbuloh, emang masalah buat loh! Pacarku banyak, emang lagi cari jodoh, Eh... masbuloh!”.

Junhy          :         Ihhh... nyanyi miy sdengk...!
Murid          :         “Huhhhh........”

                      Karena merasa malu, fajrin pun bergegas keluar dari kelas.
                      Setelah beberapa saat kemudian, Resky mendapat kabar bahwa guru yang mengajar tidak bisa hadir karena beliau sedang sakit. Ia pun memberitahukan kepada teman-temannya.

Resky          :         “Weh teman-teman... sakitkiy Ibu jadi tidak belajarki orang.”
Junhy          :         “Beneran? Ibu sakit apa?.”
Resky          :           “kok respon kamu gitu sih? Harusnya kan kamu senang kalau kita nggak belajar!.”
Rillah           :           “Ehh... kok kamu gitu sih resky? Kita tuh nggak boleh gitu!.”
Dian             :           “Iya.... tujuan kita ke sekolah kan untuk belajar!.”
Resky          :           “Alah.. kalian nggak usah munafik deh!.”
Rillah           :           “Astagfirullah....!.”
Junhy          :           “Resky... berhenti bicara!.”
                     
                      Tiba-tiba Ara masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya.
Rillah           :           “Ara?.”
Ara               :           “Apaan?.”
Rillah           :           “Ibu nggak masuk, jadi kita nggak belajar kali ini!.”
Ara               :           “Yeah...hahahahaha... bagus deh kalau begitu! Yes!.”
Dian             :           “Astagfirullah, kamu kok senang? Ibu kan lagi sakit!.”
Ara               :           “Terserah gue dongk!.”
                                      Berhubung karena guru yang mengajar tidak masuk, Ara menyempatkan   kesempatan ini untuk menyindir-nyindir Junhy.
Ara               :         “Rillah? Kesini deh!.”
Rillah           :         “Iya ada apa Ara?.”
Ara               :        “Loh kan orang yang ngerti agama. Jadi, gue mau nanya tentang sesuatu hal.”
Rillah           :        “Apaan?.”
Ara               :        “Hukum memakai kudung itu wajib atau nggak sih?.”
Rillah           :        “Hukum memakai kudung itu wajib. Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nuur (cahaya) 24:31, ‘Katakanlah kepada wanita yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.....’.”
Ara               :        “Oh... begitu yah? Jadi yang nggak memakai kudung berdosa dongk?.”
Rillah           :        “Iyalah berdosa, karena nggak mengikuti perintahnya Allah SWT.”
                      Mendengar pembicaraan tersebut, Junhy merasa tersindir. Melihat wajah junhy yang sedih, resky menjadi kesal kepada Ara.
Resky          :         “Dasar perempuan sok sempurna.....!”
Ara               :         “Eh... kamu ngatain aku yah?”
Resky          :         “Oh yah? Emang kamu merasa?”
Ara               :        “Iyalah... Ehhh Junhy, gue peringatin ama loh yah? Jadi orang jangan sok sempurna! Asal kamu tahu, gue itu suka nyindir loh supaya kamu itu sadar bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Jadi, jangan tegur gue lagi!”
Junhy          :        “Iya maafin aku Ara! Aku sadar kok kalau aku tidak sempurna. Aku juga tahu kalau aku berdosa karena tidak memakai kudung.”
Ara               :        “Udah tahu kok malah nggak pakai kudung sih... sampai kapan?.”
Resky          :        “Hey ara! Perkataan kamu tuh pedis banget tau’!.”
Ara               :        “Pedis yah? Air, air, air..... !.”
              Resky            :        “nyebelin yah kamu!.”
Ara               :        “Trus?.”
                      Karena merasa kesal dan marah, akhirnya resky mengambil gunting yang ada di dalam tasnya lalu menusukkannya pada Ara. Ara pun tergeletak di bangku. Sementara Rillah dan Dian panik lalu keluar dari kelas untuk mencari fajrin.
Ara               :         “Aduh.... sakit!” (Sambil menangis kesakitan).
Junhy          :         “Astaga Resky...apa yang kamu lakukan?.”
Resky          :         “Nggak lihat yah? Dasar bego....”
Junhy          :         “Kamu kenapa sih Resky? Sadar ....”
Resky          :         “ihh...Lebay deh...!.”
Junhy          :         “Aduh...kok rillah dan Dian pergi sih? Bukannya nolongin juga!.”
Resky          :         “Orang kayak gitu nggak usah ditolongin!.”
Junhy          :         “Kamu yah....bukannya merasa bersalah malah gitu!.”
Resky          :         “Biarin...”
                                      Beberapa saat kemudian, mereka masuk ke dalam kelas bersama fajrin.
Fajrin           :         “Ada apa ini? Ini temanmu kok tergeletak di bangku sih?.”
Junhy          :         “Dia habis ditusuk oleh Resky menggunakan gunting miliknya, pak!.”
Fajrin           :         “Harusnya kau bawa memangi ke UKS toloh... baru pergiko panggilka’!.”
Junhy          :         “Iya pak... kita tadi lagi panik jadi nggak kefikiran!.”
Fajrin           :         “Aihhh.. nyak Resky! Kutelfonkiy polisi yah. Kupajammakkangko!.”
Resky          :         “Pak...jangan pak!.”
Fajrin           :         “Halo..kantor polisi ini? Ke siniki’cepat. Ada murid di tusuk menggunakan gunting sama salah seorang temannya di sini.”
                      Beberapa saat kemudian, tibalah seorang polwan yang bernama Wani.
Wani            :         “Siapa yang melakukan penusukan ini?.”
Junhy          :         “Resky yang melakukannya!.”
Wani            :        “Resky? Adikku?  Apa benar yang dikatakan oleh temanmu itu?.”
Resky          :        “Iya, itu benar kak!.”
Wani            :        “Tolong bawa temanmu ini ke mobil.”
Rillah           :        “Baik.....”
Wani            :        “Dek.. kenapa kamu melakukannya? Kamu tahu kan itu tidak baik?.”
Resky          :        “Lagian temanku itu nyebelin sih kak... jadi aku tusuk aja pake gunting!.”
Wani            :        “Jadi kamu tidak merasa bersalah?.”
Resky          :        “Yah nggaklah kak!.”
Wani            :        “Menyakiti orang lain itu dosa dek... kamu harusnya menyesali perbuatanmu! Kalau begitu kakak terpaksa menahanmu!.”
Resky          :        “Jangan dongk kak... Aku inikan adikmu!.”
                      Akhirnya, Wani pun menahan Resky yang tak lain ialah adik kandungnya sendiri. Karena ia termasuk orang yang jujur, maka ia harus menahan adiknya demi kebenaran yang ada. Karena resky yang menusuk Ara, maka Resky harus ditahan karena bersalah. Wani pun membawa Resky berserta barang bukti ke kantor polisi untuk diperiksa lebih lanjut. Sementara itu, fajrin menasihati rillah, junhy dan dian.
Fajrin           :           “Kalian lihat peristiwa tadi. Ku harap bisa ko jadikan sebagai pembelajaran.” (bergegas keluar dari kelas).
Rillah           :           “Deh Resky... nah tusukiy Ara! Sadisnah!”.
Dian             :           “Iya... ini semua gara-gara kamu Junhy!”.
Junhy          :           “Kok aku sih?”.
Dian             :           “Iyalah... kalau bukan kamu yang nggak merasa sok sempurna, mungkin Ara nggak bakalan membuat emosi resky naik.”
Junhy          :           “Iya, memang aku yang bersalah.... salahkan aku karena memang aku yang bersalah! Semua ini karena aku... asal kalian tahu, aku cuman menasihati Ara untuk memberi salam ketika masuk ke dalam kelas.Tapi apa yang ia lakukan kepadaku? Ia selalu menyindirku.”
Dian             :           “Ara itu kan nyindir kamu karena kamu juga nggak beri salam waktu masuk ke dalam kelas. Udah gitu kamu nggak pakai kudung lagi!.”
Junhy          :           “Waktu itu aku lupa untuk beri salam. Aku sadar kalau aku berdosa, aku nggak menggunakan kudung. Aku tahu perintah Tuhan.
Dian             :           “ooh lupa yah? Kirain lupa-lupa ingat. Dan kamu kan udah tahu kok nggak ngelaksanain sih?”
Junhy          :           “Asal kalian tahu, aku nggak punya uang untuk membeli kudung ! kalian puas?” (sambil menangis).
Rillah           :           “Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang, Junhy?”.
Junhy          :           “Sudahlah... semuanya sudah berlalu!”.
Dian             :           “Kasihan banget kamu Jun. Maafin aku yah?”.
Junhy          :           “Iya, aku maafin kamu kok!. Oh iya, aku ingat sama perkataannya Ara yang nyuruh aku untuk tidak merasa sok sempurna. Kita memang hanyalah manusia biasa yang tak sempurna. Tapi, dengan ketidaksempurnaan itu kita bisa saling melengkapi satu sama lain”.
Dian             :           “Setuju!”
Rillah           :           “Ehh... kita ke rumah sakit yuk untuk jenguk si Ara!”
Junhy          :           “Ayo.....”.
Demikianlah drama yang berjudul “Manusia tiada yang sempurna” ini.
                Yah, manusia memang tiada yang sempurna. Kita sebagai manusia hanya bisa mengajak teman kita dan menyadarkan teman kita agar bertindak sesuai dengan perintah Allah SWT. Dan itu bukan berarti bahwa yang mengajak pada kebaikan itu sempurna. Kembali lagi bahwa di dunia ini tiada manusia yang sempurna. Memang sudah tugas kita untuk mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan agar menjadi sosok yang lebih baik sehingga dapat meraih