Penokohan/
perwatakan :
1. Ara berperan sebagai murid yang
berwatak judes, angkuh, dan suka menyindir.
2. Rillah berperan sebagai murid yang berwatak
suka menegur, suka menolong dan suka menasihati temannya.
3. Juni berperan sebagai murid yang
berwatak penyabar dan pemaaf dan suka menasihati temannya.
4. Resky berperan sebagai murid yang
berwatak Pemarah dan terburu-buru dalam mengambil tindakan.
5. Fajrin berperan sebagai penjaga
sekolah yang lucu dan jujur.
6. Wani berperan sebagai polisi wanita
(polwan) yang berwatak jujur dalam menjalankan pekerjaannya.
7. Dian berperan sebagai murid yang
berwatak suka berteman dengan siapa saja dan suka menyalahkan.
“Manusia Tiada yang Sempurna”
Langit yang
cerah untuk jiwa yang sepi, begitulah perasaan seorang murid yang bernama Ara.
Ia merasakan kesepian karena sahabatnya baru saja meninggal dunia. Sejak saat
itu ia tidak mau lagi memiliki sahabat, karenanya ia bersikap judes dan angkuh
terhadap teman-temannya.
Suatu hari di
sekolah, ada seorang murid yang bernama juni duduk di bangku kelas dan
kebetulan ia duduk di bangku milik Ara. Ia ditemani oleh temannya yang bernama
Rillah dan Dian. Rillah dan Dian terlihat sedang asyik bermain Handphone. Sementara
Juni sedang sedih karena uang jajannya hilang, entah kemana. Tiba-tiba Ara
masuk ke dalam kelas dengan sikap yang judes.
Junhy : “Eh....
kamu kok nggak beri salam sih?.”
Ara : “Emang kenapa coba? Masalah buat loh?.”
Tiba-tiba terdengar suara nyanyian; “Eh...
masbuloh... emang masalah buat loh?”
Ara :
“Ihh.. apaan sih? Kurang kerjaan banget!.”
Fajrin :
“Emang masalah buat loh?”(pergi meninggalkan kelas).
Ara :
“Eh...loh jangan sok kenal yah? Emangnya loh siapa?”
Junhy : “Hmmm....Ohh..
kamu belum kenal aku yah? Nama aku junhy. Kamu ara kan?.”
Ara : “Dasar
bego. Udah tahu malah nanya!.”
Junhy : “Memangnya
salah yah kalau aku bertanya?.”
Ara : “Ihhh...
kamu nyebelin yah! Keluar kamu! (Sambil mendorong Junhy keluar dari kelas).
Ara : “Hahahaha...... satu murid udah
gue tuntaskan!.”
Tiba-tiba
Junhy masuk lagi ke dalam kelas.
Ara : “Loh? Kok masuk lagi sih?.”
Junhy : “Kan aku punya kaki..lagian ini
juga kelas aku!.”
Ara : “Ehhh... kamu orang miskinkan?”
Junhy : “Iya... emang kenapa?.”
Ara : “Loh mau duit nggak?.”
Junhy : “Mau...mau...mau!.”
Ara : “Kalau begitu lap sepatu gue!.”
Junhy : “Tapi nggak ada lap!.”
Ara : “Itu sih urusan loh!.”
Junhy : “Tunggu yah? Aku cari lap
dulu!.”
Beberapa
menit kemudian,
Junhy : “Sini sepatu kamu!.”
Ara : “Kamu gila yah? Ini itu
penghapus papan tulis!.”
Junhy : “Yang bilang bukan, siapa coba?.
Udah sini sepatumu!.”
Ara : “Gila! Nggak ahh...! Sekang
juga pergi kamu dari sini!.”
Junhy : “Tapi......”
Ara : “Udah pergi....! (sambil mendorong
Junhy).
Ara : “Dasar gila tuh orang!
Masa’sepatu gue mau dilapin pake penghapus papan tulis.”
Dian : “Kamu
kok ngusir Junhy sih?.”
Ara : “Emang
kenapa?.”
Dian : “Nggak
apa-apa sih!.”
Ara : “Bagus
deh....!.”
Setelah
beberapa saat kemudian, Junhy masuk ke dalam kelas bersama temannya yang
bernama Resky. Mereka berdua melintasi Ara yang sedang duduk sambil makan
cemilan. Karena merasa kesal, Ara menyindir mereka berdua dengan perkataannya.
Ara : “Aduh... kalau orang lain yang masuk
nggak beri salam ditegur, sedangkan dirinya nggak ditegur. Makanya jadi orang
jangan sok sempurna deh!.”
Junhy : “Ehh... Risky, kamu dengar nggak
perkataan Ara barusan? Mungkin dia nyindir aku deh!” (berbisik kepada Risky).
Resky : “Kamu merasa yah? Emangnya yang Ara
omongin itu benar?.”
Junhy : “iya....”
Ara : “Bisik-bisik kok kedengeran sih!.”
Resky : “Ehhh Ara, kamu itu nyebelin banget sih.!”
Ara : “Trus kenapa? Masalah buat loh?.”
Kebetulan
penjaga sekolah yang bernama fajrin mendengar perkataan Ara dan segera masuk ke
dalam kelas. Apa yang akan dilakukan Fajrin yah? Mari kita lihat.
Fajrin : “Siapa itu tadi yang bilang ‘Masalah
buat loh’?.”
Resky : “Ini ehhh, Ara!.”
Fajrin : “Ulangi bede’....!”
Ara : “Ihhh.. apaan sih!” (bergegas keluar dari
kelas).
Tiba-tiba
terdengar suara nyanyian .........
“Ehhh... masbuloh, emang masalah buat loh! Pacarku
banyak, emang lagi cari jodoh, Eh... masbuloh!”.
Junhy : Ihhh... nyanyi miy sdengk...!
Murid : “Huhhhh........”
Karena
merasa malu, fajrin pun bergegas keluar dari kelas.
Setelah
beberapa saat kemudian, Resky mendapat kabar bahwa guru yang mengajar tidak
bisa hadir karena beliau sedang sakit. Ia pun memberitahukan kepada
teman-temannya.
Resky : “Weh teman-teman... sakitkiy Ibu jadi
tidak belajarki orang.”
Junhy : “Beneran? Ibu sakit apa?.”
Resky : “kok
respon kamu gitu sih? Harusnya kan kamu senang kalau kita nggak belajar!.”
Rillah : “Ehh...
kok kamu gitu sih resky? Kita tuh nggak boleh gitu!.”
Dian : “Iya.... tujuan kita ke sekolah kan
untuk belajar!.”
Resky : “Alah..
kalian nggak usah munafik deh!.”
Rillah : “Astagfirullah....!.”
Junhy : “Resky...
berhenti bicara!.”
Tiba-tiba
Ara masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya.
Rillah : “Ara?.”
Ara : “Apaan?.”
Rillah : “Ibu
nggak masuk, jadi kita nggak belajar kali ini!.”
Ara : “Yeah...hahahahaha... bagus deh kalau
begitu! Yes!.”
Dian : “Astagfirullah, kamu kok senang? Ibu
kan lagi sakit!.”
Ara : “Terserah gue dongk!.”
Berhubung karena guru yang
mengajar tidak masuk, Ara menyempatkan kesempatan
ini untuk menyindir-nyindir Junhy.
Ara : “Rillah?
Kesini deh!.”
Rillah : “Iya
ada apa Ara?.”
Ara : “Loh kan orang yang ngerti agama. Jadi,
gue mau nanya tentang sesuatu hal.”
Rillah : “Apaan?.”
Ara : “Hukum memakai kudung itu wajib atau
nggak sih?.”
Rillah : “Hukum memakai kudung itu wajib. Allah
SWT berfirman dalam Q.S An-Nuur (cahaya) 24:31, ‘Katakanlah kepada wanita yang
beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.....’.”
Ara : “Oh... begitu yah? Jadi yang nggak
memakai kudung berdosa dongk?.”
Rillah : “Iyalah berdosa, karena nggak mengikuti
perintahnya Allah SWT.”
Mendengar pembicaraan
tersebut, Junhy merasa tersindir. Melihat wajah junhy yang sedih, resky menjadi
kesal kepada Ara.
Resky : “Dasar
perempuan sok sempurna.....!”
Ara : “Eh...
kamu ngatain aku yah?”
Resky : “Oh
yah? Emang kamu merasa?”
Ara : “Iyalah... Ehhh Junhy, gue peringatin
ama loh yah? Jadi orang jangan sok sempurna! Asal kamu tahu, gue itu suka
nyindir loh supaya kamu itu sadar bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang
sempurna. Jadi, jangan tegur gue lagi!”
Junhy : “Iya maafin aku Ara! Aku sadar kok kalau
aku tidak sempurna. Aku juga tahu kalau aku berdosa karena tidak memakai
kudung.”
Ara : “Udah tahu kok malah nggak pakai kudung
sih... sampai kapan?.”
Resky : “Hey ara! Perkataan kamu tuh pedis
banget tau’!.”
Ara : “Pedis yah? Air, air, air..... !.”
Resky : “nyebelin yah kamu!.”
Ara : “Trus?.”
Karena merasa kesal dan
marah, akhirnya resky mengambil gunting yang ada di dalam tasnya lalu
menusukkannya pada Ara. Ara pun tergeletak di bangku. Sementara Rillah dan Dian
panik lalu keluar dari kelas untuk mencari fajrin.
Ara : “Aduh....
sakit!” (Sambil menangis kesakitan).
Junhy : “Astaga
Resky...apa yang kamu lakukan?.”
Resky : “Nggak
lihat yah? Dasar bego....”
Junhy : “Kamu
kenapa sih Resky? Sadar ....”
Resky : “ihh...Lebay
deh...!.”
Junhy : “Aduh...kok
rillah dan Dian pergi sih? Bukannya nolongin juga!.”
Resky : “Orang
kayak gitu nggak usah ditolongin!.”
Junhy : “Kamu
yah....bukannya merasa bersalah malah gitu!.”
Resky : “Biarin...”
Beberapa
saat kemudian, mereka masuk ke dalam kelas bersama fajrin.
Fajrin : “Ada
apa ini? Ini temanmu kok tergeletak di bangku sih?.”
Junhy : “Dia habis ditusuk oleh Resky menggunakan
gunting miliknya, pak!.”
Fajrin : “Harusnya kau bawa memangi ke UKS
toloh... baru pergiko panggilka’!.”
Junhy : “Iya pak... kita tadi lagi panik jadi
nggak kefikiran!.”
Fajrin : “Aihhh.. nyak Resky! Kutelfonkiy polisi
yah. Kupajammakkangko!.”
Resky : “Pak...jangan pak!.”
Fajrin : “Halo..kantor polisi ini? Ke
siniki’cepat. Ada murid di tusuk menggunakan gunting sama salah seorang
temannya di sini.”
Beberapa saat kemudian,
tibalah seorang polwan yang bernama Wani.
Wani : “Siapa
yang melakukan penusukan ini?.”
Junhy : “Resky
yang melakukannya!.”
Wani : “Resky? Adikku? Apa benar yang dikatakan oleh temanmu itu?.”
Resky : “Iya, itu benar kak!.”
Wani : “Tolong bawa temanmu ini ke mobil.”
Rillah : “Baik.....”
Wani : “Dek.. kenapa kamu melakukannya? Kamu
tahu kan itu tidak baik?.”
Resky : “Lagian temanku itu nyebelin sih kak...
jadi aku tusuk aja pake gunting!.”
Wani : “Jadi kamu tidak merasa bersalah?.”
Resky : “Yah nggaklah kak!.”
Wani : “Menyakiti orang lain itu dosa dek...
kamu harusnya menyesali perbuatanmu! Kalau begitu kakak terpaksa menahanmu!.”
Resky : “Jangan dongk kak... Aku inikan adikmu!.”
Akhirnya, Wani pun menahan
Resky yang tak lain ialah adik kandungnya sendiri. Karena ia termasuk orang
yang jujur, maka ia harus menahan adiknya demi kebenaran yang ada. Karena resky
yang menusuk Ara, maka Resky harus ditahan karena bersalah. Wani pun membawa
Resky berserta barang bukti ke kantor polisi untuk diperiksa lebih lanjut.
Sementara itu, fajrin menasihati rillah, junhy dan dian.
Fajrin : “Kalian lihat peristiwa tadi. Ku
harap bisa ko jadikan sebagai pembelajaran.” (bergegas keluar dari kelas).
Rillah : “Deh Resky... nah tusukiy Ara!
Sadisnah!”.
Dian : “Iya... ini semua gara-gara kamu
Junhy!”.
Junhy : “Kok aku sih?”.
Dian : “Iyalah... kalau bukan kamu yang
nggak merasa sok sempurna, mungkin Ara nggak bakalan membuat emosi resky naik.”
Junhy : “Iya, memang aku yang bersalah....
salahkan aku karena memang aku yang bersalah! Semua ini karena aku... asal
kalian tahu, aku cuman menasihati Ara untuk memberi salam ketika masuk ke dalam
kelas.Tapi apa yang ia lakukan kepadaku? Ia selalu menyindirku.”
Dian : “Ara itu kan nyindir kamu karena kamu
juga nggak beri salam waktu masuk ke dalam kelas. Udah gitu kamu nggak pakai
kudung lagi!.”
Junhy : “Waktu itu aku lupa untuk beri salam.
Aku sadar kalau aku berdosa, aku nggak menggunakan kudung. Aku tahu perintah
Tuhan.
Dian : “ooh lupa yah? Kirain lupa-lupa
ingat. Dan kamu kan udah tahu kok nggak ngelaksanain sih?”
Junhy : “Asal kalian tahu, aku nggak punya
uang untuk membeli kudung ! kalian puas?” (sambil menangis).
Rillah : “Kenapa kamu baru mengatakannya
sekarang, Junhy?”.
Junhy : “Sudahlah... semuanya sudah
berlalu!”.
Dian : “Kasihan banget kamu Jun. Maafin aku
yah?”.
Junhy : “Iya, aku maafin kamu kok!. Oh iya,
aku ingat sama perkataannya Ara yang nyuruh aku untuk tidak merasa sok
sempurna. Kita memang hanyalah manusia biasa yang tak sempurna. Tapi, dengan
ketidaksempurnaan itu kita bisa saling melengkapi satu sama lain”.
Dian : “Setuju!”
Rillah : “Ehh... kita ke rumah sakit yuk untuk
jenguk si Ara!”
Junhy : “Ayo.....”.
Demikianlah drama yang berjudul “Manusia tiada yang
sempurna” ini.
Yah,
manusia memang tiada yang sempurna. Kita sebagai manusia hanya bisa mengajak
teman kita dan menyadarkan teman kita agar bertindak sesuai dengan perintah
Allah SWT. Dan itu bukan berarti bahwa yang mengajak pada kebaikan itu
sempurna. Kembali lagi bahwa di dunia ini tiada manusia yang sempurna. Memang
sudah tugas kita untuk mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan agar menjadi
sosok yang lebih baik sehingga dapat meraih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar