Mardianti Rukmana
Frida Aprilla
Resky Darmayuri
Marwani
Hardianti
Muh. Fajrin Affandy
LIFE IS
CHOICE
“Hidup
Adalah Pilihan”
Langit yang cerah untuk jiwa yang sepi,
begitulah keadaan orang yang sedang galau, apalagi galaunya itu karena mau
membeli suatu barang tapi nggak punya uang. Yah, begitulah yang dialami oleh
murid yang bernama Isya.
Suatu hari
di sekolah, Isya sedang duduk termenung. Ia memikirkan bagaimana cara agar ia
bisa memiliki tas baru karena tas miliknya sudah sobek. Setelah lama merenung,
akhirnya ia memiliki ide.
Isya : “Wah... kayaknya sepi nih!.” (sambil
menyelinap diam-diam).
Akhirnya Isya
pun mengambil tas milik temannya, lalu memasukkannya ke dalam tas miliknya.
Isya : “Akhirnya ada tommi kodongk tas
baruku.”
Esok harinya,
Isya memakai tas tersebut. Ketika ia duduk di bangkunya, datanglah seorang
murid yang bernama Dian menghampirinya dan berkata.
Dian : “Ehhh... coba lihat, miripki tasnu
ini wani.”
Wani : “Mana? Coba ku lihat!.”
Dian : “Ini...”
Wani : “Iya yah...! Isya...punyamu ini?.”
Isya : “Iye’ tasku. Kenapa iyya?.”
Wani : “Samai tasku yang hilanga kemarin.”
Isya : “Ahhh... masa sih!.”
Dian : “Iyo weh...”
Isya : “Ini tas aku... beneran deh...!”
Wani : “Ngaku aja Isya...!.”
Isya : (hanya terdiam sambil menangis tersendak-sendak).
Dian : “Udah... ngaku aja!.”
Isya : “Astagfirullah.... ini tas aku kok! Kalian nuduh aku
yah?.”
Wani : “Nggak kok... Bolehka’cekki?”.
Isya : “Maaf yah? Bukannya tidak mauka’. Tapi, buru-buruka’ belah.”
Dian : “Alasan kamu..udah ngaku aja! Kalau nggak aku lapor ke
ruang BK!
Isya : “Beneran,... ini tas aku!”
Dian : “Ya udah kalau begitu... keci, yuk kita laporin ke ruang
BK!” (pergi meninggalkan Isya).
Isya : “Aduh... gimana dongk ini? Gawat...”
Beberapa
hari kemudian, Isya bertemu dengan seorang laki-laki, laki-laki tersebut
bernama Fajrin.
Fajrin : “Kamu anak SALIS
yah?.”
Isya : “Iya... emang
kenapa?”
Fajrin : “Mauko coba ini
obat? Obat penenang fikiran.”
Isya : “Ahhh... nggak
deh, makasih!”
Fajrin : “Emang kamu nggak
mau?.”
Isya : “Mau sih mau,
tapi tidak ada uangku belah! I don’t have a money.”
Fajrin : “Kalau begitu
gratis deh buat kamu.”
Isya : “Are you sure?
Fajrin : “Apa anjo
nukana?.”
Isya : “Serius? It’s
free? Gratis betulan?.”
Fajrin : “Iyo bah...”
Isya : “Ok... makasih
sama-sama.”(Pergi meninggalkan fajrin).
Fajrin : “Dasar bego...”
Sesampainya
di rumah, Isya mengamati obat tersebut.
Isya : “Obat penenang
fikiran kok kayak terigu sih?. Mmm_aku minum aja deh..!”
Wani : “Isya...Isya!”
Isya : “Aduh... kakak
aku manggil aku tuh! Iya kak...tunggu!”
Karena
dipanggil oleh kakaknya, Isya menunda untuk meminum obat tersebut dan
menaruhnya di dalam tasnya.
Keesokan
harinya di sekolah, Isya sedang duduk di bangkunya. Tiba-tiba, datanglah Guru
BK yang bernama Bu Resky menghampirinya.
Ibu : “Isya.... katanya Dian kamu ngambil tas Wani yah?.”
Isya : “Nggak
Bu’....!”
Dian : “Alah.. mana ada
maling yang ngaku! Udah bawa aja ke ruang BK Bu’!”
Isya : “Beneran
Bu’..aku nggak ngambil tasnya Wani!”
Ibu : “Wani... apa benar ini tas kamu?.”
Wani : “Nggak tahu
bu’... yang jelas tas itu mirip dengan tasku yang kemarin hilang.”
Ibu : “Coba kamu periksa.”
Wani : “Isya? Apaan ini?
Mirip sabu-sabu...”
Isya : “Ahhh... bukan
kok! Itu cuman obat penenang fikiran.”
Ibu : “Iya... ini sabu-sabu! Kenapa sabu-sabu ini bisa ada di
dalam tas kamu Isya?.”
Isya : “Apa? Ini sabu-sabu bu’? Tapi beneran bu’...saya belum
mencobanya sedikitpun, aku kirain ini cuman obat penenang fikiran.”
Ibu : “Sekarang juga kamu ke ruang BK.”
Isya
pun pergi ke ruang BK. Dan tak lama kemudian, Isya berdiri di tengah lapangan.
Ia sedang dihukum oleh Ibu Wani. Beberapa jam kemudian,
Ibu : “Hukuman kamu selesai. Lain kali jangan terlalu mudah untuk
mempercayai orang lain, apalagi orang tersebut belum kamu kenal.”
Isya : “Baik Bu’...”
Sepulangnya
sekolah, Isya duduk di halte pinggir jalan. Tiba-tiba, datang seorang perempuan
mengenakan pakaian yang syar’i menghampirinya.
Rilla : “Assalamu’alaikum...”
Isya : “Wa’alaikumsalam...”
Rilla : “Kok sendirian? Nggak baik loh anak sekolahan duduk
sendirian di pinggir jalan. Oh iya, nama adek siapa?”
Isya : “Namaku Anthy, kak....nama kakak siapa?”
Rilla : “nama aku Kak Rillah. Adek lagi punya masalah yah? Udah
cerita aja. Siapa tahu kakak bisa bantu!”
Isya : “Tapi?.”
Rilla : “Adek ragu yah? Kakak ini orang baik-baik kok... niatnya
cuman mau nolongin adek!”
Isya : “Mmm....Gini kak... tadi Ibu BK menghukumku karena ia
mendapati sabu-sabu di tasku. Dan tas itu adalah tas temanku yang kuambil.”
Rilla : “Adek nyolong tas teman adek yah? Trus sabu-sabu itu kok
bisa ada di dalam tas adek?.”
Isya : “Ceritanya panjang kak... iya, aku nyolong tas teman aku
kak.. aku bingung harus bagaimana. Kalau aku kembalikan pasti aku tidak
dipercaya lagi.”
Rilla : “Beginilah hidup dek... hidup ini adalah pilihan. Adek mau
terus-terusan merasa bersalah atau mau mengubah hidup adek menjadi lebih baik.
Itu semua tergantung pilihan adek.”
Isya : “Gitu yah kak? Tapi aku takut kak, kalau aku terus terang
nanti aku bakalan dikatain pencuri.”
Rilla : “Emangnya adek kenapa ngambil tas teman adek?.”
Isya : “Aku nggak punya uang untuk beli tas kak... terpaksa aku
nyolong!.”
Rilla : “Ya udah, kalau begitu jujur saja.nggak usah takut...
Allah besama kita. Masih ada waktu untuk memperbaiki kesalahan. Pergilah dan
minta maaf kepada teman adek. Hidup ada di tangan adek... pilihan tergantung
pada diri adek sendiri. Yang jelas, pilihlah yang terbaik untuk hidup adek,
kebaikan di dunia maupun di akhirat.”
Isya : “Iya kak... makasih banyak! Kalau begitu saya pergi dulu
kak... wassalamu’alaikum!.”
Rilla : “Wa’alaikumsalam.”
Tiba-tiba,
Isya
tertabrak becak. Hidup Isya berakhir sampai di sini. Niatnya untuk meminta maaf
tidak bisa ia laksanakan karena ajal telah menjemputnya.
Demikianlah drama yang berjudul
“Life is Choice” ini.
Yah,
hidup adalah pilihan. Pilihan kita tergantung dari diri kita sendiri, begitupun
dengan hidup. Kita yang memilih apakah hidup kita akan kita sia-siakan saja
ataukah hidup kita digunakan untuk beribadah kepada Allah serta memperbanyak
amal sholeh untuk bekal di akhirat kelak. Tiada yang bisa memastikan apa yang
akan terjadi di hidup kita, bahkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi ketika
kita selesai menonton drama ini. Tapi yang pasti ajal sudah ditentukan dan kita
tidak bisa mempungkiri itu. Tiada yang tahu kapan ajal akan tiba, karenanya
pilihlah yang terbaik untuk hidup kalian, lakukan yang terbaik untuk diri
kalian dan untuk orang-orang yang kalian cintai dan untuk orang-orang yang
mencintai kalian. Lakukan yang terbaik sekarang juga, karena siapa tahu ajal
kalian sudah hampir menjemput.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar